Sirah Nabawi
Oleh Ustadz Badrusalam

Nasab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau dilahirkan pada nasab yang paling mulia. Imam Muslim meriwayatkan dari Watsilah bin Al Asqa’ bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memilih dari anak Ibrahim adalah Isma’il dan memilih dari anak Isma’il Kinanah dan memilih dari anak Kinanah Quraisy dan memilih dari Quraisy banu Hasyim dan memilih aku dari banu Hasyim”.
Abu Sufyan ketika ditanya oleh Heraklius: “Bagaimana nasab Nabi itu di antara kalian? Abu Sufyan menjawab: “Ia adalah orang yang paling mulia nasabnya di antara kami”. Heraklius berkata: “Demikianlah para Rasul, diutus pada nasab yang paling mulia dari kaumnya”. (Bukhari).
Beliau bernama Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilaab bin Murrah bin Ka’ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudlar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan dan ia termasuk keturunan Isma’il tanpa ragu.
Nabi bersabda: “Aku dilahirkan dari pernikahan dan tidak dilahirkan dari perzinaan, dari semenjak Adam sampai ibuku melahirkanku, dan sedikitpun aku tidak terkena dari sifah (zina) jahiliyah”. (Shahih jami’ 3218).
Fawaid
1. Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada nasab yang paling mulia di kaumnya, demikian pula para Nabi.
2. Ibnu Qayyim berkata: “Maksud yang diinginkan adalah bahwa Allah telah memilih dari setiap jenis makhluk yang paling baiknya, dan menghususkannya utk diriNya tanpa yang lainnya, karena Allah Ta’ala thayyib dan tidak menerima kecuali sesuatu yang thayyib”. (Zaadul ma’ad 1/65).
3. Hikmah diutusnya beliau pada nasab yang paling mulia diantaranya adalah karena syariat dan risalah ini adalah mulia maka amat sepadan dengan nasab yang mulia, sehingga terkumpul kepada beliau semua bentuk kemuliaan.
4. Diantara hikmahnya juga bahwa jiwa manusia lebih condong kepada orang yang sangat mulia nasabnya, menghormati dan memuliakan mereka.
Komentar Terbaru