Kumpulan Tulisan di Group BBM As Sunnah 9 & 14

Archive for the ‘Nasehat’ Category

Adab Taubat

Taubat tidak boleh ditunda-tunda & diulur-ulur. Taubat memiliki beberapa adab yang harus dijaga, diantaranya:

1.IKHLAS
Hendaknya yang mendorong ia bertaubat adalah mencari keridloan Alloh سبحانه وتعالى,takut pada adzabNya.
¤Dan bertaubatlah kamu kepada Allah, hai orang2 yang beriman supaya kamu beruntung (anNur 31)
¤hai org2 yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni2nya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan2mu & memasukkan kamu ke dalam surga (at tahrim 

2.BERTAUBAT DARI SEGALA DOSA
Janganlah bertaubat dari sebagian dosa saja & mmpertahankan sbgian dosa yang lain. namun hrs bertaubat dari seluruh perbuatan dosanya

3.BERTAUBAT PADA WAKTU DITERIMANYA TAUBAT
Waktu yg khusus dalam setiap umur manusia,yaitu sbelum nyawa smpai dikerongkongan.sbgaimana dalam firman allah QS anNisa18)

4.MENYEGERAKAN TAUBAT
Sesungguhnya syaitan senantiasa menghiasi perbuatan manusia untuk menunda2 & mengulur2 taubat sehingga ia mati dlm keadaan belum bertaubat. Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam (QS anNisa 17)

5.MENYESALI DOSA&MAKSIAT

6.BERTEKAD UNTUK TIDAK MENGULANGINYA

7.BERTAUBAT DGN HATI, LISAN & ANGGOTA BADAN
Bertaubat dgn hatinya yakni menyesali apa yang telah lalu & berazam untuk tidak mengulanginya. Taubat dengan lisan adalah dengan mmperbanyak istigfar & taubat. sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah! sesungguhnya aku bertaubat kpdNya 100kali setiap hari.

8.MENINGGALKAN MAKSIAT.

9.MENGEMBALIKAN HAK2 ORANG YG DIZHALIMI/MEMINTA DIHALALKAN bila berkaitan dgn hak-hak manusia.
Contoh: harta yg dicuri utk dikembalikan pda pemiliknya atau minta dihalalkan.dmikian juga meminta dihalalkan kpd org yg telah dirusak kehormatannya,dighibahi,dibongkar aibnya,dsb.

10.MENGGANTI KEBURUKAN DGN KEBAIKAN.
Sesungguhnya perbuatan2 yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan2 yang buruk (QS Huud 114).

11.MENJADI LEBIH BAIK SECARA  UMUM SETELAH BERTAUBAT.

12.MENUTUP AIB DIRI apabila allah menutupinya & tidak membongkarnya.

13.SELALU MEMPERBAHARUI TAUBAT.
Kecuali org2 yang bertaubat, beriman& mngerjakan amal sholih, mka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan & Allah Maha pengampun lgi Maha penyayang & org yang bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar2nya (al-furqon 70-71)

Tazkiyatun Nufus

Tazkiyatun Nufus

Oleh Ustadz Muhammad Nuzul Fikri

Ibnul Qayyim -rahimahullah- mengatakan, “Tipe hati yang ketiga adalah hati yang hidup tetapi cacat. Ia memiliki dua materi yang saling tarik menarik. Ketika ia memenangkan pertarungan itu maka di dalamnya terdapat kecintaan kepada Alloh سبحانه وتعالى, keimanan, keikhlasan dan tawakkal kepada-Nya, itulah materi kehidupan. Padanya (masih) ada kekuatan untuk mencintai dan mengutamakan syahwat, serta masih berkeinginan kuat dalam hasad (dengki), sombong, ujub, cinta kedudukan dan berbuat kerusakan di muka bumi,, itulah materi yang menghancurkan dan membinasakannya.‬

Ia diuji oleh dua penyeru: yang satu menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya serta hari akhirat, sedang yang lain menyeru kepada kenikmatan sesaat. Dan ia akan memenuhi salah satu diantara yang paling dekat pintu dan letaknya dengan dirinya.” (Mawaaridul Amman hal. 37)

Tanda-Tanda Hati yang Sakit‬

1. Tidak mengenal Allah, tidak mencintai-Nya, tidak merindukan perjumpaan dengan-Nya, dan tidak mau kembali ke jalan-Nya serta lebih suka mengikuti hawa nafsu‬.
Ia lebih suka mendahulukan kepentingan pribadi dan syahwatnya daripada ta’at dan cinta kepada Allah .‬
Allah  berfirman,
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
“Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?” (QS. Al Furqaan: 43)‬

2. Tidak merasakan sakitnya hati dengan sebab luka-luka maksiat‬
Seperti ungkapan pepatah:‬
“Luka tidak terasa sakit bagi orang mati.”
Karena hati yang sehat pasti merasa sakit dan tersiksa dengan perbuatan maksiat. Hal itulah yang membuatnya tergerak untuk kembali bertaubat kepada Rabb-nya.‬
Allah  berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَان تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari syaithan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (QS. Al A’raaf: 201)‬

Sedangkan orang yang hatinya sakit selalu mengikuti keburukan dengan keburukan juga.
Allah berfirman,‬
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekalli-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthaffifiin: 14)‬

Al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- mengatakan, “Itu adalah dosa di atas dosa sehingga membuat hati menjadi buta lalu mati.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Sementara hati yang sehat selalu mengikuti keburukan dengan kebaikan dan mengikuti dosa dengan tobat.
Tidak merasa sakit (tidak merasa tersiksa) dengan kebodohannya (ketidaktahuannya) akan kebenaran. Berbeda dengan hati yang sehat, yang akan merasa sakit dengan datangnya syubhat (ketidak-jelasan) pada dirinya.
Seorang ulama mengatakan, “Tidak ada dosa yang lebih buruk selain kebodohan.”
Imam Sahl pernah ditanya, “Wahai Abu Muhammad! Apa yang lebih buruk daripada kebodohan?” Ia menjawab,”Kebodohan akan kebodohan (tidak tahu bahwa dirinya bodoh).” Lalu ada yang berkomentar, “Dia benar, karena hal itu menutup pintu ilmu secara total.”

Hati yang sakit meninggalkan makanan yang bermanfaat dan memilih racun yang berbahaya.
Seperti keengganan sebagian besar orang untuk mendengarkan Al Qur’an yang dikabarkan oleh Allah ta’ala di dalam firman-Nya:
{ وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا }
“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (AlQur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al Israa’: 82)

Mereka memilih mendengarkan lagu-lagu yang menumbuhkan kemunafikan di dalam hati, membangkitkan birahi dan mengandung kekufuran kepada Allah. Seseorang mengerjakan perbuatan maksiat karena kecintaannya pada apa yang dibenci oleh Allah سبحانه وتعالى dan Rasul-Nya صلى الله عليه وسلم.

Keberanian berbuat maksiat adalah buah dari penyakit yang bersarang di dalam hati dan bisa memperparah penyakit yang ada di dalam hati tersebut. Dan bila hati seseorang sehat, ia akan menyukai apa yang disukai Alloh سبحانه وتعالى dan apa yang disukai Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Allah berfirman:
{ …وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ }
“…Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan ( iman) itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (QS. Al Hujuraat: 7)

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
(( ذاق طعم الإيمان من رضي باللّه ربا وبالإسلام دينا وبمحمد رسولا ))

“Telah merasakan lezatnya iman orang yang meridhai Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim)

Kiat-kiat menjaga keikhlasan

Kiat-kiat menjaga keikhlasan:

Oleh Ustad Muhammad Nuzul

1. Mengetahui keagungan Allah ta’ala, nama-namaNya dan sifat-sifatNya dan memahami tauhid sesuai dengan kemampuannya.

2. Mengetahui tentang adzab dan nikmat kubur.

3. Mengetahui hadits-hadits yang menjelaskan adzab neraka bg.

4. Mengetahui -semampu kita- tentang janji-janji Allah kepada orang-orang yang bertaqwa di surga.

5. Berusaha selalu senantiasa mengingat kematian.

6. Mengetahui bahwa dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan akhirat dan dunia ini tidak kekal.

7. Memperbanyak do’a.
8. Merasa khawatir amal kita diakhiri/ditutup dengan riya.

9. Memperbanyak amal-amal kebaikan yang tersembunyi dan tidak memberitahukannya kepada orang lain kecuali jk ibadah tsb adalah syiar islam ex shalat berjamaah atau menampakkan aml tsb mengandung maslahat dan qt aman dr ria/suma’ah.

10. Berteman/bersahabat dengan orang-orang yang shaleh dan bertaqwa&berusaha u/ ikhlash.
Wallahu a’lam.

Perusak-perusak keikhlasan

From Group: Al Barkah
Lanjutan tazkiyatun nufus, ikhlas
Oleh ustadz Muhammad Nuzul

Perusak-perusak keikhlasan:

1. Riya: seseorang melakukan suatu amalan/ibadah agar dilihat orang lain.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: (Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa kalian yaitu syirik ashgor/kecil. Para sahabat bertanya: dan apakah yg dimaksud syirik ashgor itu ya Rasulullah? Nabi bersabda: Riya). HR Ahmad & dishahihkan albani.

2. Sum’ah: penyakit ini adalah saudara kandung riya, tidak ada perbedaan diantara keduanya kecuali dari segi sarana. Riya dg penglihatan sedangkan sum’ah dg pendengaran.

Kesimpulan: sum’ah yaitu seseorang beramal/beribadah agar didengar orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Barangsiapa yang beramal dg sum’ah mk Allah akan perdengarkan manusia akan niatnya ini pd hari kiamat&barangsiapa yg beramal dg riya mk Allah akan memperlihatkan niat dia kpd manusia pd hari kiamat) HR Muslim.

3. Beribadah dengan tujuan dunia.
Contoh: orang yang berinfaq 10rb dg tujuan agar mendapatkan 7juta.

Firman Allah: “Barangsiapa yg menghendaki kehidupan dunia&perhiasannya, niscaya Kami berikan kpd mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dg sempurna (sesuai dgn yang ALLAH kehendaki) & mereka di dunia itu tidak akan dirugikan (15) Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka & lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia & sia-sialah apa yg telah mereka kerjakan”. QS Hud: 15-16.

Tanya :
stadz. Berarti kampanye memperbanyak shodakoh agar mendapat imbalan di dunia, ada ketidakiklasan ya stadz?

Jawab :
Ya pak coy, Jk murni hanya mencari imbalan dunia maka masuk ke dlm surat hud ayat 15&16. tapi jika ia mengharapkan wajah ALLOH & balasan di akhirat lalu setelah itu iapun mengharapkan janji ALLAH yang berupa imbalan dunia maka tidak apa”.

Tanya : Tapi, kadang kalo kita sedang dlm kesulitan dunia, lebih khusuk dlm ibadah dan doa, bagaimana ya stadz?

Tanya : Bagaimana biar iklhas tetap terjaga, krn memang bantuan dunia yang kita harapkan?

Jawab : Memahami hakikat dunia bahwa dunia adalah fitnah & tempat ujian untuk kita, miskin & kaya sama” ujian/fitnah, darah biru & merah sama” ujian/fitnah, sehat&sakit sama” ujian/fitnah. jadi jika kita miskin & berinfaq hanya mengharapkan diganti dengan harta 700 kali lipat sama saja hanya berpindah dari fitnah yang satu ke finah yang lain. maka kenikmatan yang hakiki hanya saat kita dlm ketaatan & ibadah(dengan makna yang luas) kepada ALLAH dengan penuh keikhlasan & jika kita dapat melakukan hal ini dunia otomatis kita dapatkan, tapi sekali lg jk kita tlh mengharapkan wajah ALLOH & surga lalu stlh itu kita mengharapkan dunia yang telah dijanjikan ALLAH dlm dalil yang shahih mk tidak mengapa. dan jgn lupa bnyk” berdoa meminta keikhlasan dengan doa yang telah diajarkan Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam.

Pembagian Zuhud Imam Ahmad

Imam Ahmad membagi zuhud menjadi tiga:

1. Zuhud awwam: yaitu zuhud dgn sebatas meninggalkan keharaman.

2. Zuhud khaash: yaitu bukan hanya meninggalkan yang haram tapi juga meninggalkan yang sia-sia

3. Zuhud akhashul khawaash: bukan hanya meninggalkan yang haram dan perbuatan sia-sia tapi juga meninggalkan semua yang menyibukkan hati kita dari Allah.

Kita yang mana yaa? Baru pertama ‎​;) He²…:D…he²…:p…he²…;)

Tanya : Bedanya dgn zuhud orang tharekat apa stadz?
Jawab : Klu org tarekat zuhudnya dgn meninggalkan dunia sama sekali, gak mau cari nafkah, gak mau nikah, bahkan gak mau nuntut ilmu karena itu semua menurut mereka hanya menghalangi perjalanan menuju اَللّهُ سبحانه وتعالى

Tawadhu’

Umar bin Khathab berkata: “Kepala tawadlu’ ada tiga:

1. Memulai salam kepada muslim yg kita temui.
2. Ridla kedudukan rendah di majlis.
3. Tidak suka disebut kebaikan dan taqwanya

Umar juga berkata: “Kalau bukan karena tiga, aku lebih suka bertemu dengan Allah:

1. Berjalan di jalan Allah
2. Meletakkan jidatku untuk Allah
3. Duduk dengan suatu kaum yang memilih kata-kata yang thayyib

Adab-adab Berteman (bag.2)

Bayu Imantoro

11. Saling memberi hadiah berdasar

hadits abu hurairah: “Saling memberilah hadiah niscaya kalian akan saling mencintai”. (Shahih adabul mufrad no 462).

‎​12. Merasakan kesedihan dan kegembiraannya,
Nabi bersabda: “Mukmin untuk mukmin lainnya bagaikan bangunan yang saling mengokohkan”. (Bukhari Muslim).

13. ‎​Merasa suka bila ia mendapat kebaikan.
Nabi bersabda: “Tidak beriman salah seorang dari kamu sampai ia suka utk saudaranya sebagaimana ia suka utk dirinya”. (Bukhari Muslim) dalam riwayat lain ada tambahan: dari kebaikan.

‎​14. Membela bila ada yg menggibahnya.
Nabi bersabda: “Siapa yang membela kehormatan saudaranya ketika di gibah, Maka hak bagi Allah utk memerdekakan ia dari api Neraka”. (Shahih Jaami’ no 6240).

‎​15. Menutupi aibnya.
Nabi bersabda: “Siapa yang menutupi aib saudaranya sesama muslim, Allah akan tutupi aibnya pada hari kiamat”. (Shahih jaami’ no 6287).

16. Membelanya di jalan Allah.
Nabi bersabda: “Belalah saudaramu yg berbuat zalim dan yang dizalimi”. Dikatakan: “Bagaimana aku menolong yang berbuat zalim?” Beliau bersabda: “Kamu cegah dari kezalimannya karena itu pembelaan utknya”. (Bukhari no 2443).

‎​17. Tidak boleh melamar wanita yg sdh dilamar oleh teman kita.
Nabi bersabda: “Janganlah seseorg melamar wanita yg telah dilamar saudaranya sampai ia meninggalkan”. (Muslim no 1413). Dan ini bila si wanita sudah menyatakan persetujuannya. Namun bila belum dan masih bimbang maka tidak apa menawarkan ikhwan lain sebagaimana dalam hadits Bukhari Muslim bahwa ada seorg wanita datang dan berkata: “Wahai Rasulullah, Abu Jahm dan Mu’awiyah datang melamarku”. Beliau bersabda: “Adapun Mu’awiyah ia sangat miskin tidak punya harta, sedangkan Abu Jahm tidak pernah meletakkan tongkatnya dari pundaknya (suka memukul wanita) tapi nikahilah Usamah bin Zaid”.

‎​18. Tidak boleh menjual/membeli atas penjualan/pembelian teman kita. Nabi bersabda: “Tidak halal bagi seorang mukmin utk menjual atas penjualan saudaranya”. (Muslim no 1413).
‎​Contohnya bila A menjual kepada B dan sepakat pada suatu harga, kemudian datang C dan berkata kpd A dan berkata: “Saya beli barang anda dgn harga yg lebih tinggi”.

‎​19. Jujur dan tidak berdusta. Nabi bersabda: “Muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak boleh mengkhianatinya, berdusta kepadanya dan membiarkannya”. (Shahih Tirmidzi no 1572).

Bersambung…
……………….