Kumpulan Tulisan di Group BBM As Sunnah 9 & 14

Fiqih wudlu

Fiqih wudlu

Oleh Ustadz Badrusalam

Syarat sah wudlu:

1. Niat, berdasarkan hadits: innamal a’maalu binniyyaat.

2. Tertib.
Berdasarkan ayat wudlu yang menyebutkannya secara tertib.

3. Muwalah (terus menerus).
Berdasarkan hadits khalid bin Ma’dan bahwa Nabi melihat seseorg sedang shalat sementara di kakinya ada sebesar dirham yg tidak terkena air wudlu, maka Nabi menyuruhnya mengulangi wudlu dan shalatnya. (HR Abu Dawud).

4. Sebagian ulama ada yang memasukkan membaca bismillah sebagai syarat sah wudlu.
Berdasarkan hadits: “Tidak sah shalat bagi orang yg tidak punya wudlu, dan tidak sah wudlu bagi orang tidak menyebut nama Allah”. (HR Abu Dawud).

Rukun wudlu.
Rukun wudlu adalah anggota tubuh yg disebutkan oleh Allah dalam surat Almaidah: 6 yaitu wajah, tangan sampai siku-siku, kepala dan telinga dan kaki sampai mata kaki.

Kewajiban-kewajiban wudlu.

1. Berkumur-kumur dan istinsyaq.
Berdasarkan hadits: “Dan bersungguh-sungguhlah dalam istinsyaq kecuali bila kamu sdg puasa”. (HR Abu Dawud). Dan hadits: “Bila kamu berwudlu maka berkumur-kumurlah”. (HR Abu Dawud).

2.Menyela-nyelai janggut.
Berdasarkan hadits Anas bahwa Rasulullah apabila berwudlu, beliau mengambil segenggam air lalu memasukkan ke rahangnya dan menyela-nyelai janggutnya, dan bersabda: “Demikianlah Rabbku Azza WaJalla menyuruhku”. (Ibnu Majah).

3. Menyelai-nyelai jari jemari kaki dan tangan.
Berdasarkan hadits: “Sempurnakan wudlu, sela-selai jari jemari, dan bersungguh-sungguhlah dalam istinsyaq kecuali bila kamu sdg puasa”. (HR Abu Dawud).

Sunnah-sunnah wudlu.

1. Siwak. “Sekiranya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, sungguh akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali wudhu.” (HR. Ahmad dalam beberapa tempat dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 70)

2. Mencuci dua telapak tangan di awal wudlu. dari Hamran, beliau berkata bahwa Utsman meminta air wudhu, lalu mencuci kedua telapak tangannya 3x kemudian berkata : ” aku melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم berwudhu seperti wudhuku ini.” (Muttafaq alaih)

3. Berkumur-kumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan.

4. Bersungguh-sunnguh dalam istinsyaq. diriwayatkan oleh Laqith bin Shabrah, katanya,“Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang wudhu?’” Nabi berkata, “Sempurnakan wudhu-mu, dan sela-selalah antara jari-jemarimu, dan bersungguh sungguhlah dalam memasukkan air ke dalam hidung kecuali jika kamu dalam keadaan berpuasa.” (Diriwayatkan oleh lima imam, dishahihkan oleh Tirmidzi)

5. Mendahulukan kanan. Dari Aisyah, ia berkata Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam senang untuk mendahulukan yang kanan (selagi dia mampu) ketika memakai sandal, bersisir, bersuci dan dalam seluruh urusan beliau.” (HR. Bukhari 110)

6. Mencuci tiga kali. riwayat Abdullah bin Zaid tentang tatacara wudhu (terdapat lafal), “Kemudian Rasulullah memasukkan tangannya, kemudian berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung dengan satu tangan sebanyak tiga kali.” (Mutafaq ‘alaih)“Dan dari Humran bahwa Utsman pernah meminta dibawakan air wudhu, maka ia membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, …kemudian membasuh tangan kanannya sampai ke siku tiga kali, kemudian tangan kirinya seperti itu pula, kemudian mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, kemudian kaki kirinya seperti itu pula, kemudian berkata, ‘Aku melihat Rasulullah berwudhu seperti wudhuku ini.’” (Mutafaq alaih)

7. Membaca doa setelahnya. “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudlu, lalu bersungguh-sungguh atau menyempurnakan wudhunya kemudian dia membaca: ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ANNA MUHAMMADAN ABDULLAHI WARASULUH (Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya) melainkan kedelapan pintu surga akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki.” (HR. Muslim no. 234)

8. Shalat dua rakaat setelahnya. Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian dia shalat dua rakaat, dan tidak menyibukkan hatinya dalam kedua rakaat itu, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari no. 164 dan Muslim no. 226

Tinggalkan komentar